https://www.mencarikeadilan.com // Kuala Pembuang II, Seruyan —Kamis, 20/11/2025, Suasana pagi di Desa Baung Barat (Seberang), Kecamatan Seruyan Hilir, mendadak berubah mencekam setelah dua bangunan milik warga ludes dilahap si jago merah, sekitar pukul 07.00 WIB. Kebakaran terjadi di kediaman almarhum Erwan (penghulu) dan Sanah yang posisinya berdampingan.
Dalam hitungan menit, kobaran api yang membesar dengan cepat membuat warga panik. Rumah yang sebagian besar berbahan kayu itu tak mampu bertahan dari ganasnya si jago merah hingga akhirnya rata dengan tanah. Yang tersisa hanya puing-puing hangus yang menjadi saksi bisu betapa hebatnya api melahap bangunan tersebut.
Warga setempat langsung berlari keluar rumah, bergotong-royong berusaha memadamkan kobaran api. Dengan peralatan seadanya, mulai dari mesin pompa (alkon) hingga ember dan timba, masyarakat saling bahu-membahu mencoba menghentikan api agar tidak merembet ke bangunan lain. Meski demikian, ganasnya api membuat dua bangunan tak dapat diselamatkan.
Hingga kini, penyebab kebakaran belum dapat dipastikan. Namun, dugaan sementara menyebutkan api berasal dari kompor gas di salah satu rumah warga. Beruntung, dalam peristiwa ini tidak ada korban jiwa. Namun kerugian materi diperkirakan mencapai seratus juta rupiah.
Saat Dikonfirmasi oleh awak media ini, PJ Kades Baung, Rahmat fitrah Hadi, melalui Aplikasi WhatsApp yang saat itu lagi diluar daerah menyampaikan rasa duka dan keprihatinannya atas musibah yang menimpa warganya.
“Saya turut prihatin atas musibah yang terjadi. Sebagai bentuk kepedulian, kami dari pihak desa akan memberikan bantuan untuk meringankan beban warga yang terdampak. Walaupun tidak seberapa, semoga bisa membantu mereka yang sedang mengalami kesulitan,” ujarnya.
Warga Baung Barat berharap Pemerintah Kabupaten Seruyan dapat memberikan perhatian dan dukungan bagi keluarga yang menjadi korban kebakaran ini, mengingat seluruh harta benda mereka hampir tidak terselamatkan.
Peristiwa tragis ini menjadi pengingat bahwa musibah dapat terjadi kapan saja. Gotong royong masyarakat kembali menjadi kekuatan utama dalam menghadapi bencana, sembari menanti uluran tangan dari pemerintah daerah untuk membantu pemulihan para korban.
(*bw. Mencarikeadilan. Com.,)